KURIKULUM MERDEKA SEJALAN DENGAN FILOSOFI PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA

 KURIKULUM MERDEKA SEJALAN DENGAN FILOSOFI PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA

 

Oleh:

Rosa Rosnaliani, S.Pd.

Pengajar PPKn di SMA N 5 Tasikmalaya

 

PENDIDIKAN merupakan salah satu hal yang penting didapatkan oleh seluruh warga negara Indonesia, seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar negara Republik Indonesia tahun 1945, Pasal 31 ayat (1) yakni "Setiap warga negara berhak mendapat Pendidikan". Di dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia disebutkan bahwa salah satu tujuan Negara Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Banyak cara yang dilakukan oleh pemerintah dalam mewujudkan warga yang cerdas, salah satunya yaitu dengan menggunakan kurikulum dalam proses pendidikan di Negara Indonesia Kurikulum yang di gunakan di Negara Indonesia saat ini yakni Kurikulum Merdeka. Di dalam Kurikulum Merdeka, setiap murid dalam proses pembelajaran harus dibuat bahagia, bagaimana peran guru untuk bisa menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan murid (pembelajaran berdiferensiasi). Berbicara Pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai dengan kebutuhan murid, hal tersebut se jalan dengan pemikiran bapak pendidikan di Negara Indonesia, yakni Ki Hadjar Dewantara (KHD), KHD mengungkapkan semboyan dalam pendidikan di negara kita yakni, Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, dan Tut Wuri Handayani (Kemdikbud, 2023). Untuk menerapkan semboyan tersebut tidaklah semudah kita membalikan telapak tangan, tetapi kita sebagai seorang pendidik harus melakukan suatu gerakan yang lebih memudahkan murid dan memerdekakan murid dalam melaksanakan pendidikannya, sehingga semboyan  tersebut  bisa  dilakukan  dalam  proses pendidikan di Negara Indonesia.

Solusi yang bisa dilakukan dalam rangka penerapan Ing Ngarso Sung Tulodo dalam proses pendidikan, yakni sebagai seorang pendidik harus memberikan contoh atau suri tauladan yang bisa menjadi panutan murid di kelas maupun di sekolah. Demonstrasi kontekstual yang bisa kita terapkan adalah dengan tindakan seperti datang ke sekolah tepat waktu, menyambut anak seraya mengucapkan salam ketika di depan pintu gerbang dengan memberikan rasa aman dan nyaman saat murid datang ke sekolah. Wujud dari gerakan ini untuk menuntun murid supaya memiliki karakter yang religius dan berkebhinekaan global. Murid diibaratkan sebagai planet, di mana mereka akan terus bergerak mengelilingi matahari, murid akan belajar sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan yang mereka miliki, disinilah peran guru dalam proses pendidikan untuk menuntun mereka agar memiliki karakter yang toleran dalam setiap kegiatan dan kesempatan. Untuk menyukseskan pendidikan yang ada di Indonesia, murid harus memiliki motovasi yang besar dalam belajar. Peran seorang guru untuk memberikan motivasi yang besar terhadap murid.

Penerapan dari Ing Madyo mangun Karso adalah dengan cara memberikan motivasi kepada murd untuk lebih rajin belajar supaya mereka bisa memiliki kemampuan dan karakter sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Pembelajaran yang merdeka di dalam kelas bisa diwujudkan dengan pembelajaran diferensiasi. Dengan mengembangkan pembelajaran berdiferensiasi dalam belajar, maka setiap murid akan diberi kesempatan untuk bisa belajar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing.

Dengan menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan murid, maka guru akan memberi kesempatan kepada murid agar pembelajaran di dalam kelas bisa menyenangkan bagi mereka. Seorang guru harus mendengar apa yang menjadi suara dan pilihan murid dalam proses pembelajaran. Sebagai contohnya, misal dalam proses pembelajaran PPKn di dalam kelas, guru memberi kesempatan murid untuk menyuarakan keinginan dalam pembelajarannya, murid diberi kesempatan untuk menentukan pilihan pembelajaran yang mereka inginkan, apakah memakai metode kolompok dengan model project based learning, problem based learning atau dengan menggunakan model pendekatan inquiry, sehingga murid akan mudah untuk membentuk rasa kepemilikan dalam dirinya dalam mata pelajaran PPKn ini.

Ketika rasa memiliki murid sudah besar, maka kita akan lebih mudah untuk menuntun murid agar memiliki karakter mandiri, bergotong royong, berkebhinekaan global, bernalar kritis, dan kreatif, yang sesuai dengan karakter profil pelajar Pancasila yang dikembangkan dalam Kurikulum Merdeka. Penerapan Tut Wuri Handayani yakni sebagai seorang pendidik kita harus mendorong murid untuk selalu terus maju dalam menghadapi era globalisasi saat ini, serta kita juga harus mendorong rekan-rekan sejawat untuk bisa menerapkan Pendidikan dengan cara memerdekakan murid, melakukan pembejaran yang lebih keberpihakan kepada murid, menumbuhkan perilaku baik yang ada pada murid seperti teori cooveratipe yang diterapkan dalam filosofi  pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Aksi Nyata sesuai dengan filosofi pendidikan KHD (KEMENDIKBUD 2023) yang bisa diterapkan dalam pembelajaran di lingkungan sekolah dan di lingkungan kelas diharapkan dapat menuntun murid untuk karakter profil pelajar Pancasila yang sesuai dengan cita-cita dan tujuan Pendidikan di Indonesia, sehingga kita sebagai seorang pendidik bisa menuntun murid menjadi generasi yang bisa hidup sebagai seorang individu juga sebagai makhluk sosial sesuai dengan kodrat alam dan zamannya.


Print   Email